Sabtu, 18 April 2009

Pergeseran Sosial

Ada seorang teman yang meminta saya untuk menulis masalah pergeseran sosial. Bagaimana format yang dia maksud, tidak begitu jelas. Tetapi menurut saya menarik untuk direspons. Hemat saya, untuk menuju suatu pemahaman yang baik, perlu kiranya diajukan pertanyaan apakah pergeseran sosial, atau yang dalam istilah kerennya transformasi sosial itu merupakan sesuatu yang deterministis atau sesuatu yang ada dalam jangkauan usaha manusia?


Kalau jawabannya adalah yang pertama, maka cukup kiranya tulisan ini dihentikan sampai di sini. Apa guna berpanjang lebar membahas, kalau toh, perubahan itu sudah ada kerangka acuannya. Sudah ditetapkan dari sononya. Manusia hanya bisa menerima. Tidak ada kontribusi yang berarti untuk menghadapkan muka masyarakat ke arah mana mereka akan menuju. Sebab pada gilirannya mereka pasti akan digiring ke sana.

Sebaliknya jika pilihannya ada pada yang kedua, maka pertanyaan timpaannya adalah, apa yang menjadi penyebab dasar terjadinya perubahan sosial? Adakah peran infrastruktur, suprastruktur, atau tidak keduanya? Selanjutnya, bagaimana melakukan perubahan sosial yang efektif?

Secara reduktif ada tiga hal yang bisa menyelesaikan hajat akan perubahan. Pertama adalah ideas. Ini wilayah suprastruktur. Di dalamnya terkandung pandangan hidup, pandangan dunia, dan nilai-nilai. Dalam tradisi Islam, para nabi mengemban pesan perubahan. Al-Qur'an sebagai fakta sejarah banyak menghadirkan contoh tentang ideas itu. Kata iqra yang dulunya asing di telinga umat yang ummi, dalam jangka waktu yang singkat menghantarkan perubahan sosial yang luar biasa. Begitu juga kata taqwa yang dalam idiom orang Arab berarti takut, berubah menjadi sarat makna. Segala kesalehan sosial tidak lepas dari ikatan kata ini.

Kedua, yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan adalah tokoh-tokoh besar. Sejarah hidup manusia tidak lepas dari biografi tokoh-tokoh besar. Nabi Muhammad adalah contohnya. Beliau dengan kapasitas intelektual yang berpondasi pada kualitas pribadi yang sangat kuat mampu menggiring ribuan masyarakat Arab pada perubahan yang sangat berarti. Tidak ada manusia besar yang diikuti dan difanatiki secara saklek oleh jutaan umat manusia selain Nabi Muhammad. Cara berjalan, cara makan, berpakaian, bertutur, dan segala tetek bengek yang lahir dari kedirian beliau, nyaris tidak ada yang luput dari jepretan kamera duplikasi umat.

Berikutnya adalah gerakan sosial atau social movement. Sekelompok orang yang tergabung dalam organisasi sosial keagamaan atau juga Lembaga Swadaya Masyarakat, meski terbilang kecil mampu melahirkan perubahan. Organisasi Muhammadiyah yang belakangan mengembangkan kembali teologi al-ma'uun adalah bukti nyata dari lembaga yang mampu menghadirkan perubahan sosial. Suntikan doktrin teologis dalam surah al-ma'uun memicu lahirnya lembaga-lembaga pencerdasan masyarakat, kesehatan masyarakat, dan kesejahteraan masyarakat yang secara efektif mengawal mereka sampai pada tarap kenyamanan dalam hidup.

Lantas apa saja langkah yang harus dijalankan untuk mewujudkan perubahan tersebut. Pertama adalah membersihkan kerancuan-kerancuan pikir dan mitos-mitos yang diyakini masyarakat. Cara pikir overgeneralisasi, memandang satu kasus sebagai pewakilan untuk semua adalah kekeliruan dalam berpikir. Begitu juga dengan menganggap bahwa masalah sosial yang terjadi sekarang sebagai sesuatu yang secara historis memang selalu ada juga adalah keliru. Menjadikan suatu fenomena sebagai sebab terjadinya beberapa peristiwa yang terjadi sesudahnya meski dalam nalar kausalitas tidak berjalin, tentu sangat keliru. Melihat sesuatu yang pada hakikatnya masih buram sebagai sesuatu yang nyata. Memastikan suatu jawaban dengan berdalilkan otoritas yang ambigu. Dan menganggap sesuatu yang hanya cocok bagi segelintir orang sebagai sesuatu yang patut bagi semua orang adalah kekeliruan-kekeliruan dalam berpikir.

Mitos-mitos bahwa semua perubahan bersifat destruktif dan mendatangkan trauma adalah pola pikir yang tidak ilmiah. Karena itu idea-idea serupa di atas harus dihapuskan. Kemudian dikembangkan suatu pemikiran baru yang bisa mencerahkan pikiran yang dikabuti oleh kekeliruan-kekeliruan itu. Model persuasive strategy tampaknya cocok untuk diterapkan. Pembentukan opini melalui media massa atau media-media lainnya seperti diskusi dan pendidikan cukup ampuh untuk mengibas awan yang menutupi cahaya kebenaran. Nilai-nilai yang keliru diganti dengan nilai-nilai baru yang secara terus-menerus ditanamkan dengan baik.

Jika pun sulit untuk mewujudkan perubahan dengan cara halus seperti penyebaran idea melalui media massa dan pendidikan, maka perubahan dengan people's power adalah langkah revolusioner yang bisa dipakai. Meski revolusi mendatangkan perubahan yang bersifat komprehensif, fundamental, dan menyentuh inti tatanan sosial, namun acap menghadirkan kekerasan dan meminta korban. Dalam praktiknya revolusi biasa melibatkan jumlah massa yang sangat besar. Idealnya, revolusi berhasil, kekerasan dan jatuhnya korban dapat diminimalisir. Hanya ini yang bisa saya jelaskan NA. Wallahu a'lam

4 komentar:

  1. perubahan sosial yang ada sekarang sudah sangat parah,ibarat barang seluruh komponennya sudah rusak. ada sih beberapa yang masih baik, tapi dalam waktu dekat pasti virusnya akan menular.kalau tidak cepat ditangani barang itu tidak akan manfaat lagi.langkah yang di ambil tentulah langkah yang tepat,langkah yang bisa menyelamatkan barang itu.
    sama halnya dengan kondisi sosial sekarang,oh ma'af bukan hanya aspek sosial, tapi juga hampir seluruh aspek hidup masyarakat sudah berubah(bukan hanya bergeser),sy setuju dengan pendapat fahri bahwa kita harus melakukan langkah revolusier,revcolusi bukanlah omong kosong para pemimpi,revulosi bnukanlah tujuan tapi jalan yang harus dipilih,revolusi adalah parade manusia yang penuh cinta kasih.iya kan fahri...he.

    BalasHapus
  2. Suit...suit... "Fahri" nih ye...
    Wah mbak "Aisyah" kenapa pakai anonim?
    Malu ya... hehe...

    BalasHapus
  3. fahri...boileh kenalin ga' spa it naura n anonim sbnrnya???? the someone,,,hehe

    BalasHapus
  4. Noura cuman temen lama kok mbak... kalau mau kenalan silahkan:-)

    BalasHapus

Terima kasih, Anda telah meluangkan waktu mengomentari tulisan saya.