Senin, 29 Juni 2009

Aku Berjudi dengan Harapan

Terlalu lama rasanya aku terlena oleh lantunan indah kesibukan. Rentetan pekerjaan membuatku hanyut tenggelam, mengendap ke dasar kemandulan. Sebulan sudah aku tidak menulis. Blogku melungo memble tanpa isian. Empatbelas hari digojlok biar jadi pegawai yang profesional malah menggiringku menjauh dari asa itu. Aku tak kuasa bertarung menahan kantuk di ujung sujudku.


Harus diakali. Ide tuk menyelipkan barang sejenak kesempatan di tongkrongan hari-hari telah kucoba. Hasilnya, aku melihat titik peluang. Berkas itu semakin memberi kekuatan untuk bangkit. Kumelangkah, harapan menarik. Energi positif kini semakin besar meluluri semangatku yang telah meletih. Aku hidup lagi.

Kematian bagiku adalah kala anasir dominan penentu eksistensi diri meredup fungsinya. Meski tidak anjlok ke kerak dasar, tapi mengarah, hematku ia sudah mati. Karena itu kukatakan, aku hidup lagi. Hidup dari tarikan "malaikat" kematian. Menghirup kembali udara segar keajaiban jiwa. Ke mana akan kulangkahkan, prinsip hidupku sudah memberi arah.

Kini kusuka hari-hari. I Like Everyday. Segurat waktu bagiku adalah peluang. Sejenak kemendesakan nilaiku adalah pelajaran. Dan secawan kepentingan hematku adalah arahan. Aku selalu berubah. Aku di detik ini akan berbeda pada detik di dentang lain. Dadu terus kulempar. Kuyakin angka empat itu akan segera kudapatkan. Aku berjudi dengan harapan.

Ini adalah nyanyian tentang aku. Aku yang mendapatkan kembali hidupku. Jangan tanya sepelenya masalahku, tapi lihatlah dari sudut mana kerentananku mengilhamimu. Dari arah mana keterpurukanku itu menyeretkan kebaikan bagimu. Lirik-lirik syair itu adakah memberkahimu. Ataukah malah jadi syetan keangkuhanmu. Aku yang cedera dan kamu yang memberi makna adalah dialektika kehidupan. Aku adalah luka yang penuh tanda tanya.

2 komentar:

  1. mi, pa kabar mi tak lihat tulisanmu bagus2, andai ku punya penerbitan tak jadikan semua tulisanmu buku mi. apa kabar temen2 di sana? jangan lupa anak buahmu itu perlu siraman rohani yang lebih dan dengan cara yang "qoulan sadidan"(bilangmu)agar mencapai sesuai dengan apa yang dikatakan Al-qur'an (Li Ulil albab) dan tidak kebablasan. mulai kapan kamu seneng main dadu (judi) mi,

    BalasHapus
  2. Ron, kok blognya masih kosong? iya nih, dah lama gak ngisi. abis males. eh, bikin facebook lah, ntar kita bisa kontak. tuh teman-teman banyak yang punya. susi, iqbal, nadir, puji, imberan, dll. ditunggu, ok.

    BalasHapus

Terima kasih, Anda telah meluangkan waktu mengomentari tulisan saya.