Senin, 02 Juni 2014

Tidak Suka Khotbah Diawasi, Ya Benahi

Khotbah diawasi. Aku kira ini menarik. Agak menyentil. Atau malah menurutku menjewer. Kenapa protes? Apakah ini menakutkan? Apakah kita sedang berada di bumi fasisme, atas nama nasionalisme semua dicurigai?

Bukan bermaksud ikut berkontroversi; hanya berbagi. Sudah saatnya diberi perhatian. Orang selama ini cenderung masa bodoh. Tidak mau menoleh. Bahkan lebih suka tidur. Tapi dalam kabut ketidaktahuan, berisiknya tidak ketolongan.

Cobalah jangan tidur saat khotbah. Dengarkan. Simak baik-baik. Apa konten khotbah yang kau dapatkan selama sebulan? Betapa semrawutnya. Khatib sekehendak hati menyampaikan apa yang dia suka. Tidak ada penjadwalan. Materi yang kocar-kacir. Dalam 3 Jum'at berturut-turut, sudah biasa ditemukan bahasan yang sama; meski khatibnya berbeda.

Bahkan tidak jarang khatib seperti seorang hipnoterapis. Menghipnosis jama'ah, sehingga banyak yang tidak sadar. Tidur. Ini gejala umum khatib di Indonesia. Tapi masih mending. Yang perlu diwaspadai adalah khatib "liar." Setelah naik mimbar, melakukan provokasi; amunisi ayat keluar bertubi-tubi. Serangan begitu mengena. Jama'ah tegang. Pulang membawa dendam dan kebencian. Gerah.

Muhammadiyah yang kesannya mengecam pengawasan terhadap khotbah sebenarnya adalah korban. Tapi malu-malu. Berapa banyak jama'ah-jama'ahnya di penjuru Indonesia saling bersitegang. Pecah. Bahkan NU, langgar-langgar dan masjid-masjidnya banyak yang hilang. Hanya karena lagi demam politik, masing-masing mengabaikan kenyataan.

MUI yang digadang-gadangkan jadi payung Islam yang damai tampaknya tidak dapat berbuat banyak. Malah kerasukan. Beberapa anggotanya ternyata suka perang. Pengetahuan menghakimi pengetahuan. Tanpa sadar di garis bawah orang pukul-pukulan. MUI cuma ngambil sabun, terus cuci tangan. Agama yang tidak dibarengi dengan pengetahuan akan manusia seperti musafir yang berak di jalan. Orang kena bau busuknya, dia nikmat melepas bebannya.

Silahkan tidak suka khotbah diawasi. Tapi tolong dong dibenahi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, Anda telah meluangkan waktu mengomentari tulisan saya.