Rabu, 24 September 2008

Cara Gila Menjadi Pintar

Saya sarankan, jika anda ingin menjadi seorang pemikir yang berkarakter, maka sisihkanlah buku-buku yang menjadi penghambat kebebasan pikir anda. Saphere aude, beranilah untuk berpikir sendiri. Dengan buku, kadang suatu masalah yang sebenarnya mudah untuk dituntaskan oleh otak anda menjadi masalah yang rumit dan pelik. Akibatnya, kadang untuk memulabuka suatu tulisan saja, anda harus membolak-balik tulisan yang ada pada lembar pikiran orang.


Jikapun anda harus menggunakan rujukan, usahakan tindakan itu hanya dilakukan untuk memperjelas pendapat yang sudah anda tuangkan dalam suatu tulisan. Atau, itu hanya suatu keterpaksaan karena anda tidak mengerti dengan jelas mengenai istilah akan sesuatu yang ingin anda bahas.

Ini memang terkesan bodoh. Tapi menurut saya, tanpa adanya keberanian untuk menolak kebiasaan, maka kita semakin hari akan kecanduan seleweran pemikiran orang. Tidak saya tolak, bahwa jalinan pengetahuan yang membentuk integritas citra warna pemikiran kita berasal dari ujaran-ujaran orang. Namun perlu diketahui, bahwa lapisan-lapisan pembentuk itu hanyalah partikel-partikel penjalin yang tidak utuh. Keutuhan terjadi kala kita memaksimalkan seluruh partikel penjalin itu menjadi sesuatu yang jelas.

Bagaimana cara membangun suatu pengetahuan yang baik, tentu ada triknya. Pertama menurut saya, bersenggamalah dengan kehidupan nyata. Pindailah dengan baik seluruh aspek kehidupan dengan kekuatan hissi anda. Dengan model pengalaman empirik ini, maka anda akan betul-betul merasa dan dapat menghayati secara langsung setiap persoalan. Kedua, diskusikanlah setiap masalah yang anda ingin angkat. Karena setiap benturan pemikiran adalah proses verifikatif. Di sini anda berupaya meminjam banyak kepala untuk melihat berbagai angle yang tidak terpikirkan oleh anda.

Berikutnya, di samping apa yang saya sebutkan di atas, perlu juga diperhatikan spiral usaha yang harus anda tekuni. Pertama, terus belajar. Kedua, pengejawantahan hasil pembelajaran, dan ketiga adalah evaluasi atas aplikasi. Selanjutnya setelah tahap ketiga terlewati, anda mesti berputar kembali untuk meluangkan waktu belajar kembali dan melampahi tahapan-tahapan berikutnya.

Banyak orang yang terhenti maju pikirnya akibat tidak lagi berminat untuk mencari tahu. Semua produk pemikiran orang dipandangnya sebagai taken for granted. Sehingga sisi kritis nalar penggedornya tidak lagi memiliki kekuatan. Ini tentunya akibat apa yang saya istilahkan dengan kecanduan pemikiran orang. Ketagihan mengkonsumsi membuat anda mandul untuk berproduksi.

Ilustrasi yang mudah untuk dipahami adalah dengan memikirkan kembali cerita mengenai petani yang ketagihan telur emas dari bebeknya. Petani miskin yang pada suatu hari menemukan bebeknya bertelur emas terperanjat kaget bukan kepalang. Saban pagi, setiap menenguk bebeknya, petani itu terus mendapatkan sebutir telur yang tergeletak di samping sang bebek. Merasa nikmat dengan peristiwa langka itu, sang petani lupa untuk merawat sang bebek. Nafsu untuk memperoleh hasil secara instan mendorongnya mengekploitasi bebek untuk mengeluarkan telur sebanyak-banyaknya dalam saat yang bersamaan.

Tidak sabar dengan olah bebek yang bisu dari tuntutan tuannya, petani itu lantas menyembelih sang bebek, kemudian membongkar isi perutnya untuk mendapatkan telur yang masih ngendon di pangkal tubuhnya. Lacur baginya, telur tidak ditemukan, bebek mati, pola hidup konsumtif menghantarkannya kembali pada keharibaan kemiskinan.

Kesimpulan yang dapat dipetik adalah, fokus pada pola konsumtif, ingin terus menikmati hasil, tapi lupa mengimbangi pada sisi kemampuan untuk berproduksi, maka akan mematikan daya kreatifitas. Seorang anak yang dimanjakan sedari kecil dengan kebiasaan untuk menikmati tanpa melihat sisi baik bagaimana memproduksi, maka anak itu akan mati dalam kemandulannya.

Begitu juga dengan otak, jika tidak pernah dikasih nutrisi, maka ia akan sakit. Tidak mampu lagi berpikir. Tidak sadar lagi akan natural law mengenai keseimbangan hidup, yaitu merawat kapasitas produksi otak dan menikmati hasil dari usaha pikir. Karena itu, spiral usaha dari belajar, ejawantah pembelajaran, dan evaluasi akan hasil aplikasi harus mendapat perhatian.

Kalaupun anda menjadi seorang penikmat buku, maka jadilah penikmat buku yang kreatif. Bukan hanya menjadi corong pengeras buah usaha orang, tapi juga menjadi obeng pembongkar konstelasi pemikiran orang. Sebuah produk pemikiran tidak mesti dibenarkan. Karena itu, baik kelogisan maupun kerancuan yang ditemukan, keduanya dapat dijadikan pelajaran.

Terakhir, seperti yang saya sarankan, ketepikanlah buku-buku itu. Lakukanlah proses inkubasi dengan berani berpikir sendiri. Melompatlah setinggi mungkin. Jangan takut jatuh. Benturan keras ketika anda terhempas adalah pelajaran. Dan inilah apa yang menurut saya cara gila untuk menjadi pintar.

2 komentar:

  1. memang benar apa yang Qm katakan itu, klo kita pengen pintar harus kreatif. trim's ya, tulisan kamu tlah memberi inspirasi bwt saya.

    BalasHapus
  2. ehm..makasih atas gebrakannya. blh minta alamat e-mailnya gak?? sy seorang akademisi yg mungkin msh btuh banyak berdiskusi dengan anda.
    hubungi sy di fmizar@yahoo.com

    BalasHapus

Terima kasih, Anda telah meluangkan waktu mengomentari tulisan saya.