Kami ingin memilih ust Farhan Babanya Faqih-Fattah,
tapi bagaimana; dia tidak terdaftar. Mengapa orang hebat seperti dia
tidak dicalonkan? Kami kenal dia sudah lama. Baik dan cerdas. Tanpa jadi
anggota legislatif dia sudah dicintai ribuan orang. Masyarakat sangat
merasakan efek ust Farhan. Hutan di ujung desa kami sekarang mudah
diakses. Gerobak pengangkut kayu dengan tenaga motor sudah lalu lalang. Siapa yang mengotaki, ya ust Farhan.
Keberagamaan di kampungku sangat harmoni; Muhammadiyah dan NU tidak
pernah saling serang. Dalam satu keluarga banyak yang warna warni, tapi
tidak pernah ada keributan. Siapa yang menginisiasi cinta keragaman, ya
ust Farhan. Tanpa si ust, masyarakat kehilangan pegangan. Meski
ketergantungan jelek, tapi ada sisi lain yang perlu diapresiasi;
keteladanan. Kami ingin anak-anak seperti ust Farhan. Baik dan cerdas.
Sekarang pemilu, partai-partai berjejal menyodorkan daftar calon; tapi
tidak ada yang kami kenal dengan baik. Kami ingin ust Farhan.
Calon-calon itu tidak lebih dari anak kemaren sore yang menghiba untuk
diakui. Bagaimana kami bisa mengakui, mereka adalah calon karbitan. Beda
dengan ust Farhan; bagi kami dia adalah guru, dosen, motivator,
pemimpin, kekuatan, dan seabrek label lain yang mencerminkan solusi bagi
berbagai masalah kami.
Kenapa partai tidak pernah urun rembuk
dengan kami untuk menentukan siapa yang layak dicalonkan? Setiap lima
tahun kami terus disuruh memilih orang-orang yang bukan dari inisiatif
kami. Padahal kami punya daftar. Bahkan jika semua partai menyodorkan
blanko daftar calon, kami bisa memenuhinya. Mana yang namanya demokrasi;
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat? Kami ini rakyat, tapi kami
tidak merasa dilibatkan. Kami ingin calon seperti ust Farhan.
Ah, semua partai sama saja. Ada ideologi Islamnya atau tidak, sama-sama
tidak jelas. Mengapa kami yang harus disuruh mengenal rekam jejak
mereka. Seharusnya mereka yang mengenal kami dengan baik. Berkontribusi
terhadap kami. Otomatis, tanpa disuruh, kami akan kenal mereka. Kami ini
orang-orang bodoh. Tidak tahu internet; situs KPU, tidak mengerti
sistem pemilihan ini dan itu. Tegasnya kalau ada ust Farhan, pasti kami
pilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih, Anda telah meluangkan waktu mengomentari tulisan saya.