Jumat, 23 Mei 2014

Kami ingin Memilih Ustad Ahmad Farhan

Kami ingin memilih ust Farhan Babanya Faqih-Fattah, tapi bagaimana; dia tidak terdaftar. Mengapa orang hebat seperti dia tidak dicalonkan? Kami kenal dia sudah lama. Baik dan cerdas. Tanpa jadi anggota legislatif dia sudah dicintai ribuan orang. Masyarakat sangat merasakan efek ust Farhan. Hutan di ujung desa kami sekarang mudah diakses. Gerobak pengangkut kayu dengan tenaga motor sudah lalu lalang. Siapa yang mengotaki, ya ust Farhan.

Keberagamaan di kampungku sangat harmoni; Muhammadiyah dan NU tidak pernah saling serang. Dalam satu keluarga banyak yang warna warni, tapi tidak pernah ada keributan. Siapa yang menginisiasi cinta keragaman, ya ust Farhan. Tanpa si ust, masyarakat kehilangan pegangan. Meski ketergantungan jelek, tapi ada sisi lain yang perlu diapresiasi; keteladanan. Kami ingin anak-anak seperti ust Farhan. Baik dan cerdas.

Sekarang pemilu, partai-partai berjejal menyodorkan daftar calon; tapi tidak ada yang kami kenal dengan baik. Kami ingin ust Farhan. Calon-calon itu tidak lebih dari anak kemaren sore yang menghiba untuk diakui. Bagaimana kami bisa mengakui, mereka adalah calon karbitan. Beda dengan ust Farhan; bagi kami dia adalah guru, dosen, motivator, pemimpin, kekuatan, dan seabrek label lain yang mencerminkan solusi bagi berbagai masalah kami.

Kenapa partai tidak pernah urun rembuk dengan kami untuk menentukan siapa yang layak dicalonkan? Setiap lima tahun kami terus disuruh memilih orang-orang yang bukan dari inisiatif kami. Padahal kami punya daftar. Bahkan jika semua partai menyodorkan blanko daftar calon, kami bisa memenuhinya. Mana yang namanya demokrasi; dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat? Kami ini rakyat, tapi kami tidak merasa dilibatkan. Kami ingin calon seperti ust Farhan.

Ah, semua partai sama saja. Ada ideologi Islamnya atau tidak, sama-sama tidak jelas. Mengapa kami yang harus disuruh mengenal rekam jejak mereka. Seharusnya mereka yang mengenal kami dengan baik. Berkontribusi terhadap kami. Otomatis, tanpa disuruh, kami akan kenal mereka. Kami ini orang-orang bodoh. Tidak tahu internet; situs KPU, tidak mengerti sistem pemilihan ini dan itu. Tegasnya kalau ada ust Farhan, pasti kami pilih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, Anda telah meluangkan waktu mengomentari tulisan saya.