Jumat, 23 Mei 2014

Seperti Menghirup Udara

Seorang Filsuf didatangi anak muda yang mau belajar hikmah kepadanya. Filsuf itu terlihat enggan dan menyuruh anak muda pergi. Anak muda tetap bertahan dan memohon. "Pergilah, kamu tidak akan tahan belajar bersamaku," kata Filsuf. "Tidak, saya tetap ingin belajar kepada tuan. Saya akan kuat bertahan."

"Baiklah, mari ikuti aku." Filsuf mengajak anak muda menuju sungai. Di bahu sungai yang dangkal, Filsuf itu kemudian menyuruh anak muda melihat sesuatu yang ada di dasar. Sambil menatap keras ke dasar anak muda itu berkata: "tidak ada sesuatu apapun tuan."

Tanpa diduga, dari belakang sang filsuf menyergap dan menenggelamkan kepala anak muda ke dalam air. Lama, lebih semenit anak muda itu ditenggelamkan. Sampai terlihat banyak gelembung udara menghembus di permukaan, Filsuf itu kemudian menarik kepala anak muda.

"Gila, apa tuan ingin membunuhku?" Dengan wajah pucat dan nafas terengah-engah anak muda itu mengumpat. Filsuf itu menjawab: "Nak, ini hikmah pertama yang kuajarkan. Jika kamu ingin tetap belajar kepadaku, kamu harus punya keinginan kuat sebagaimana kuatnya kamu berharap dapat udara ketika ada di dalam air. Namun sekiranya keinginan itu tidak kamu miliki, pergi sajalah."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, Anda telah meluangkan waktu mengomentari tulisan saya.