Jumat, 23 Mei 2014

Maxilien Robespierre dan Tentara Tuhan

Ketika membaca ayat Quran 'wa maa ya'lamu junuuda rabbika illa Huwa', dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu kecuali Dia (al-Muddatstsir/74:31); saya teringat revolusi Perancis (1789-1871) yang melahirkan manusia seperti Maxilien Robespierre (1758-1794).

Setelah berhasil menumbangkan raja Louis xvi, Robespierre memaklumatkan 'la grande terreur,' teror agung, pembersihan rakyat Perancis dari orang-orang kotor demi mewujudkan kehendak umum rakyat. Robespierre mengidentifikasikan kehendaknya sendiri dengan kehendak rakyat. Atas nama kehendak rakyat, Robespierre menghukum mati siapa saja asal dicurigai sebagai anti revolusi. Kecurigaan rakyat (kecurigaan Robespierre) selalu benar.

Dalam the reign of terror (kekuasaan teror) Robespierre, 300 ribu orang ditahan karena dicurigai sebagai anti revolusi; 10 ribu mati di penjara; dan 17 ribu dipancung dengan guillotine. Bahkan Danton, kawannya ketika menjatuhkan raja Louis xvi, ikut dipancung di bawah guillotine.

Kehendak rakyat yang ditafsirkan oleh Robespierre ternyata sangat mengerikan. Karena itu orang-orang - terutama pejabat korup - takut kalau-kalau mendapat giliran. Konspirasi dimulai. Pada suatu siang, Robespierre ditangkap; dituduh sebagai pengkhianat. Esok harinya, kepalanya turut menjadi kurban guillotine. 28 Juli 1794, kepala Robespierre menjadi saksi bagi berakhirnya the reign of terror.

Jika Robespierre mengidentifikasikan kesadarannya dengan kesadaran umum rakyat, sekarang banyak orang yang mengidentifikasikan kesadaran dirinya dengan kesadaran Tuhan. Mereka mengklaim sebagai junuud Allah (tentara Tuhan). Sekiranya orang-orang ini berkuasa; dapat dibayangkan, la grande terreur ala Robespierre bisa berulang. Bukan atas nama rakyat, tapi atas nama Tuhan. Bukan hanya 17 ribu orang, tapi jutaan orang bisa diguillotinekan. Mungkin.

Tuhan, matikanlah hamba sebelum masa itu tiba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, Anda telah meluangkan waktu mengomentari tulisan saya.