Jumat, 23 Mei 2014

What is in a Name

Mohammad Hatta atau yang lebih dikenal dengan Bung Hatta ternyata anak dari seorang mursyid tasawuf yang sering mengajarkan kitab al-Hikam Ibn Athaillah. Nama Hatta (aslinya Mohammad Athaillah) itu diberikan oleh ayahnya untuk tabarruk (mengambil berkah) dari pengarang kitab al-Hikam. Dalam prosesnya, karena harus di-Belandakan, maka namanya menjadi Hatta.

Ebiet G Ade memiliki kemiripan dengan Bung Hatta. Nama asli musisi ini adalah Abid Ghoffar Aboe Dja'far. Aboe Dja'far adalah nama ayahnya. Nama Abid berubah jadi Ebiet bermula dari pelajaran bahasa Inggris yang diikutinya di sekolah tinggi. Oleh guru bahasa Inggrisnya, Abid selalu dipanggil Ebiet. Mungkin karena lidahnya terbiasa mengucapkan kata A menjadi E. Belakangan, karena terbiasa dipanggil begitu, akhirnya dia lebih dikenal dengan panggilan Ebiet.

Dua tokoh di atas (politik dan musisi) berubah namanya karena proses sejarah. Namun yang menarik adalah, sekarang banyak orang tua yang ketika anaknya brojol lahir, lantas diberi nama Arab yang dibarat-baratkan. Seperti Aisha (maksudnya Aisyah), Jameela (maksudnya Jamilah). Memang, orang Barat dalam transliterasinya menuliskan Sy menjadi Sh, dan ta marbutah biasa tidak diucapkan dengan jelas.

Ada lagi yang lebih menarik. Agar anaknya kelihatan modern, lantas diberi nama dengan nama-nama orang Eropa. Seperti Araxie (artinya sumber ilham, Armenia), Beriszl (artinya hormat, Hongaria), Glynnis (artinya indah dan suci, Wales). Tapi perlu disadari, nama itu ternyata membuat repot petugas kelurahan. Buat Akta Kelahiran, salah. Mencatat Kartu Keluarga, salah. Buat KTP, juga salah. Tentu sangat memusingkan.

Lebih kasihan lagi ada orang tua yang tidak tahu arti nama anak, atau tahu, tapi tidak sadar dalam lingkup budaya apa dia hidup. Misal, karena enak diucapkan, dikasihlah anaknya dengan nama Jalmowono. Padahal arti dari Jalmowono adalah Orang Utan. Atau Buruj (bahasa Arab), artinya bagus, benteng atau istana. Dalam al-Qur'an diartikan dengan gugusan bintang. Tapi bagi orang Barabai khususnya, atau Kalimantan Selatan pada umumnya, Buruj atau Burut maksudnya adalah buah zakar membengkak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih, Anda telah meluangkan waktu mengomentari tulisan saya.